mp3 bocahndeso

com/play/328272/Bocah_Ndeso-Bossanova_Jawa[/URL]

mp3 janji sliramu

jam

Sabtu, 22 September 2012

BAHAN BELAJAR ULANGAN HARIAN 1 24 SEP 2012

Komponen Penyusun Ekosistem
Setiap organisme, baik yang di darat, laut, ataupun pepohonan, hidup dalam lingkungannya masing – masing yang khas.Organisme ini membutuhkan energi dan materi untuk melangsungkan hidupnya.Energi dan materi diperolehdari lingkungannya.Bagi produsen, seperti tumbuhan, memerlukan cahaya, karbondioksida dan air untuk pembentukan nutrisi yang diperlukannya.Bagi organisme konsumen, seperti belalang, membutuhkan produsen yang ada di sekelilingnya sebagai sumber energinya. Belalang pun akan dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, misalnya burung. Demikian seterusnya sehingga terjadi aliran materi dan energi yang bermula dari lingkungan abiotik (tidak hidup) dan kembali kelingkungan abiotik.Siklus atau daur ini membentuk suatu system, yang disebut ekosistem.
1. Komponen Abiotik Komponen abiotik, meliputi udara, air, tanah, topografi, cahaya, dan komponen lainnya. a. Udara Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N² 78%), oksigen (O², 21%), karbondioksida (CO², 0,03%), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun udar terbesar di atmosfer bumi.
1. Nitrogen (N2) Unsure nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk membentuk protein dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hwean,dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada diudara secara langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara.Misalnya, bakteri Rhizobium yang hidup bersimbosis di akar tanaman kacang, atau ganggang biru Anabaena yang bersimbosis dengan Azolla (tumbuhan paku air).Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrat atau nitrit.Nitrit dan nitrat secara alami ada yang berbentuk dari nitrogen di udara yang terkena lecutan petir.Jadi, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur. Hewan dan manusia mendapatkan nitrogen dari tumbuhan atau hewan lain dalam bentuk persenyawaan protein dan asam amino. 2. Oksigen (O2) Oksigen merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan misalnya, karbonhidrat yang ada didlam sel mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energy. Oksidasi tsb sering disebut sbg pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula karbondioksida ( CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dalam rangka mendapatkan energy.
3. Karbondioksida ( CO2) Karbondioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis. Secara alami, fotosintesis berlangsung siang hari.Secara buatan, fotosintesis dapat berlangsung malam hari dengan pertolongan lampu.Hasil fotosintesis adalah gula dan oksigen.
4. Suhu udara Suhu udara menentukan jenis organism yang hidup di dalamnya. Hal ini disebabkan, suhu udara berpengaruh besar terhadap proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh oeganisme. Makhluk hidup rata2 dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 0-40 derajat celcius.Hanya makhluk hidup tertentu yang dapat hidup dibawah 0 derajat celcius atau diatas 40 derajat celcius.Hewan berdarah panas (homoioterm) seperti mamalia, mampu hidup pda suhu di bawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap).Suhu rendah tidak mematikan sebagian makhluk hidup, tetapi menyebabkan makhluk hidup itu mengalami hibernasi.Reptilian dan beberapa hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dinginyang dinegara subtropik mengalami hibernasi pada musim dingin.Jika suhu meningkat, makhluk hidup ini bangun dari istirahat panjang, kemudian hidup seperti semula.
5. Kelembaban udara Kelembaban udara disuatu tempat berpengaruh terhadap organismeyang hidup didalamnya. Pengaruh yang tampak adalah pada proses penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Pda umumnyasemakin lembab udara suatu tempat, aemakin rendah penguapannya.Sebaliknya semakin rendah kelembabannya maka semakin tinggi pnguapannya. Penguapan pada organisme berhubungan dengan proses metabolisme.
6. Angin Angin berpengaruh besar terhadap proses penguapan, terutama pda tumbuhan. Pengaruh angin terhadap penguapan tumbuhan berpengaruh terbalik dengan pengaruh kelembaban. Semakin kencang angin akan semakin cepat pula proses penguapannya. Selain itu, angin juga membantu penyebaran biji dan spora.Penyebaran alat perkembangbiakan dengan bantuan angin ini dinamakan Anemokori.
B. AIR
Air merupakan komponen abiotik yang sangat penting bagi organisme .sifat-sifat air yang memprngaruhi organisme adalah sebagai berikut :
1. Suhu air Suhu air berpengaruh terhadap metabolisme organisme yang hidup didalamnya, misalnay ikan. Ikan akan mencari kedalaman tertentu untuk menentukan suhu optimal yang sesuai bagi metabolismenya. Adanya perbedaan suhu tsb akan menyebabkan tersebarnya ikan dan organisme lain sesuai suhu optimumnya. Hal ini krn semua organisme berusaha menghindari perbedaan suhu yang ekstrim.
2. Kadar garam dalam air (Salinitas) Kadar garam dalam air atau salinitas jyga berhubungan erat dengan penyebran distribusi organisme.Hal inilah yang menyebabkan terdapatnya organisme air laut dan organisme air tawar. Salinitas juga menyebabkan adaptasi ikan dan makhluk hidup lain yang hidup di air tawar berbeda dengan yang hidup di air laut ataupun di air payau. Sebgai contoh, ikan yang hidup di air laut akan sediit minum, sedangkan ikan air tawar akan banyak minum.
3. Tingkat keasaman air (Ph) Tingkat keasaman air atau Ph juga berpengaruh terhadap distribusi organisme, terutama organisme air.Organisme air tsb ada yang hidup didalam air bersifat asam, netral, dan ada pula yang hidup di dalam air bersifat basa. Tingkat keasaman air pun berpengaruh terhadap proses metabolisme organisme yang hidup di dalamnya. Selain itu, air juga membantu penyebaran biji.Penyebaran alat perkembangbiakan dgn bantuan air dinamakan Hidrokori.
C. TANAH
Tanah merupakan media pertumbuhan dan tempat hidup bagi makhluk hidup.Manusia memiliki kebergantunagn yang tinggi terhadap komponen aboitik yang satu ini.Mengapa demikian?Apa fungsi tanah bagi manusia? Bagi tumbuhan, tanah merupakan tempat untuk membenamkan akar dan sbg sumber nutrisi.Bagi sbgian hewan tanah merupakan tempat berlindung terhadap suhu yang ekstrim atau terhadap pemangsa. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi jenis makhluk hidup yang hidup diatas atau dalamnya, antara lain:
1. Tingkat keasaman Tanah (Ph) Biasanya, makhluk hidup memerlukan lingkungan yang memilki Ph netral.Makhluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam (basa). Sebagai contoh, tanah di Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan di daerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun atas gambut.Oleh karena itu, sulit dijadikan areal pertanian jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih dahulu.Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan diberi bubuk kapur.Tanah berhumus seringkali bersifat asam.Tanah berkapus seringkali bersifat basa.Tanah yang bersifat basa dapat dinetrlkan dengan diberi bubuk belerang.

2. Kadar garam (salinitas) Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu.Misalnya, pohon bakau di pantai yang tahan terhada lingkungan berkadar garam tinggi.

3. Garam mineral Mineral yang diperlukan tumbuhan mislanya belerang (S), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), natrium (Na), dan khlor (CI). Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhandalam bentuk ion-ion tang larut di dalam air tanah. Mineral tsb digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh.Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi metabolismenya.Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fisiologi tubuh. Sifat-sifat yang ada dalam tanah, seperti keasaman, kadar garam, tekstur, kandungan unsure hara/garam mineral sangat mempengaruhi jenis makhluk hidup yang hidup di atas atau di dalamnya. Dengn demikian tanah dapat dijadikan bioindikator.Sbg contoh, jika kita melihat tumbuhan Marceya latifolia maka dapat dipastikan, tanah yang ditumbuhi tumbuhan tsb mengandung unsure tembaga (Cu) yang tinggi.

D. TOPOGRAFI
Topografi artinya ketinggian suatu tempat/kadaan naik turunya permukaan bumi di suatu tempat.Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah, interaksi berbagai factor itu membentuk lingkungan yang khas.Sbg contoh, keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan di daerah datar.Organisme yang hidup di daerah yang berbukit berbeda dengan daerah datar.Topografi juga mempengaruhi penyebran makhluk hidup.

E. CAHAYA
Cahaya, khususnya cahaya matahari adalah komponen abiotik yang berperan penting bagi organisme, terutama organisme berkhlorofil, seperti tumbuhan.Cahaya tsb digunakan untuk melakukan fotosintesis.Melalui fotosintesis, makanan dihasilkan segingga tumbuhan dapat terus hidup dan tumbuh.Spectrum cahaya yang digunakan organisme berklorofil hanya cahaya merah, nila, dan biru. Cahaya juga berpengaruh terhadap kebiasaan hidup suatu hewan.Ada hewan yang terbiasa dengan intensitas cahaya tinggi, seperti burung pipit, dan ada yang terbiasa dengan cahaya yang rendah seperti burung hantu dan kelelawar.Hewan yang terbiasa dengan intensitas cahaya tinggi, umumnya aktif di sianghari, dinamakan hewan diurnal.Adapun hewan yang terbiasa dengan intensitas cahaya rendah umumnya aktif di malam hari, dinamakan hewan nocturnal.

2. komponen Biotik
Komponen biotik terdiri atas produsen, komsumen, dan decomposer (pengurai).Berdasarkan peranannya, komsumen dapat dibedakan lagi menjadi detrivor, scavenger, predator, dan parasit.Factor-faktor tsb membentuk rantai makanan di alam.

A. Produsen Semua organism berhijau daun (berklorofil) tergolong produsen.Produsen meliputi organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.Oleh karena memiliki klorofil, produsen mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organic dengan pertolongan cahaya. Zat anorganik yang diperlukan adalah CO2 dan H2O, yang akan diubah menjadi zat organic yaitu gula (C6H12O6) yang selanjutnya dapat diubah menjadi amilum. Cahaya 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 Klorofil (gula) Karena mampu memproduksi zat organic, organisme berklorofil dikenal sbg produsen. Organisme yang mampu menyusun zat organic disebut hidup secara autotrof .gula yang terbentuk dari fotosintesis dapat diubah menjagi senyawa lain melalui reaksi anabolisme misalnya menjafi amilum, lemak, protein, dan vitamin. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain.

B. Konsumen Manusia, hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organic dari zat-zat anorganik. Zat organic yang diperlukan berasal dari produsen atau hewan lain. Makhluk yang tidak mampu menyusun zat organic sendiri disebut sbg hidup secara heterotrof. Oleh karena hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil mendapatkan zat organic dari organisme lain maka didalam ekosistem organisme tsb berfungsi sbg pemakan atau konsumen. Di antara konsumen terdapat beberapa tingkatan.Hewan yang langsung memakan tumbuhan yaitu golongan herbivor, digolongkan sbg konsumen I. contoh konsumen I adalah kambing, tikus, kelinci, ulat, dan belalang.Hewan yang memakan konsumen I yaitu tergolong hewan karnivor, digolongkan sbg konsumen II adalah burung pemakan ulat, kucing pemakan tikus, dan katak pemakan serangga.Hewan yang memakan konsumen II digolongkan sbg konsumen III.Contoh konsumen III adalah ular pemakan katak.Adapun hewan yang berkedudukan sbg karnivora puncak misalnya burung elang.Bagaimana dengan kedudukan manusia? Bisakah manusia sbg konsumen tingkat I,II, III?

C. Pengurai Pengurai atau decomposer adalah mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh makhluk hidup lain atau sampah-sampah. Makhluk hidup yang tergolong pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat makanan yang berupa zat organic yang terkandung di dalamnya akan di uraikan menjadi gas H2S yang menimbulkan bau busuk, CO2, air, dan mineral-mineral yang meresap ke dalam tanah. Mineral, air, dan gas karbondioksida hasil penguraian sapat diserap oleh tumbuhan. Misalnya hasil penguraian dedaunan akan menjadi kompos yang kaya nutrient yang berguna bagi tumbuhan. Apa yang akan terjadi jika semua pengurai di suatu lingkunga mati? Sampah, bangkai, dan zat-zat organic akan menumpuk sehingga lingkungan tsb penh dengan sampah dan bangkai. Hal ini mengakibatkan daur makanan akan terheni dan keseimbangan lingkungan akan terganggu.

D. Detrivor Sisa-sisa tumbuhan dan hancurnya hewan dapat berupa serpihan-serpihan kecil, remukan, dan fragmen-fragmen kecil lainnya.Hancuran itu disebut sbg detritus.Hewan-hewan pemakan detritus dikenal sbg detritivor.Contohnya, cacing tanah, anai-anai (rayap), kutu kayu, dan keluwing, yang semuanya memakan hancuran tumbuhan. Hewan detritivor juga dimangsa oleh hewan lain, misalnya cacing tanah dimakan burung sehingga terbentuklah rantai makanan detritus.

E. Scavanger, Predator, dan Parasit Di ekosistem juga terdapat hewan-hewan konsumen lain yang memakan bangkai. Misalnya burung gagak dan babi hutan, yang memakan bangkai binatang atau siisa binatang yang mati.Hewan pemakan ini disebut sbg Scavanger. Istilah predator diberikan kepada hewan pemangsa yang mengejar, kemudian memakan buruannya.Singa merupakan predator bagi kijang, burung prenjak merupakan predator bagi ulat daun. Selain itu , adalah istilah parasit. Berbeda dengan predator yang mematikan dan memakan mangsanya, parasit tidak demikian.Parasit memerlukan tubuh inangnya sehingga inangnya diupayakan tetap hidup.Oleh karena itu, parasit mengambil sari makanannya sedikit demi sedikit. Jika ingangnya mati parasit juga akan mati. Di ekosistem, predator berperan sbg penjaga keseimbangan lingkungan. Jika jumlah hewan buruan melimpah, predator berkembang biak. Akibatnya jumlah hewan yang dimangsanya menurun.Hal tsb mengakibatkan predator kekurangan makanan, kemudian sebagian mati.Oleh karena itu, populasi hewan yang di mangsa meningkat sehingga makanan tersedia kembali. Hilangnya predator dapat mengakibatkan terjadinya ledakan populasi hewan yang dimangsa.Contohnya penyemprotan dengan insektisida tidak hanya mematikanhewan sasaran, tetapi juga mematikan predator, misalnya ular dan katak. Jika predator habis, populasi hama akan meningkat dengan pesat. Kondisi yang demikian menimbulkan masalah lingkungan.

B. Interaksi Antarkomponen dalam Sistem Lingkungan/Ekosistem Dalam suatu system lingkungan, terjadi interaksi antarkomponen penyusunannya.Antarkomponen biotic pun terjadi.Boleh dikatakan tidak ada komponen biotic yang dapat hidup mandiri, tanpa bergantung pada komponen biotic lainnya baik langsung maupun tidak. Jika dsuatu hutan hanya ada seekor harimau jantan, harimau itu pasti akan punah. Dapatkah kalian menjelaskan alasannya?Interaksi antarindividu dalam spesies membentuk populasi. Interaksi antarpopulasi akan membentuk komunitas. Interaksi secara komunitas dengan factor abiotik di lingkungannya akan membentuk ekosistem. Interaksi antarekosistem di permukaan bumi membentuk biosfer.
1. Interaksi antarindividu membentuk populasi Interaksi antara individu yang satu dengan yang lain di dalam spesies yang sama pada suatu areal tertentu membentuk populasi. Populasi adalah kelompok individu sejenis yang dapat berproduksi dan menempati suatu daerah dalam kurun waktu trtentu.Interaksi antarindividu di dalam spesies ini dikenal sebagai interaks intraspesifik. Misalnya, antara individu semut dengan semut lain yang sejenis terjadi interaksi membentuk populasi semut. Di lingkungan kita, dapat dijumpai adanya populasi bebek, ayam, kambing, populasi rumput teki, bunga mawar, melati, dan populasi pohon kelapa. Interaksi antarindividu itu terjadi karena berkompetisi untuk mendapatkan makanan, mempertahankan diri, menjaga lingkungannya, dan melakukan perkawinan.Interaksi dapat berupa bekerjasama, misalnya interaksi antarindividu lebah sejenis membentuk koloni labah.Kita dapat mengamati bagaimana lebah berinteraksi dengan sesamanya dalam bergotong royong mendapatkan makanan dan membuat rumah. Di antara populasi itu ada yang memiliki perkembangan yang cepat sehingga jumlah anggota populasinya menjadi besar.Populasi dapat bertambah atau berkurang, tergantung pada kondisi lingkungan. Factor-faktor yang mempengaruhi kepadatan populasi antara lain kelahiran, kematian, dan perpindahan. Banyaknya individu dalam populasi dapat dihitung sehingga dapat diketahui ukuran populasi per satuan luas.Banyakny aindividu per satuan luas disebut kepadatan atai kerapatan populasi.Misalnya kepadatan populasi pohon pisang 3pohon/m kubik, kepadatan cacing tanah 7 ekor/m kubik. Berikut disajikan skema kepadatan populasi: Berdasarkan gambar diatas, sesuai arah anak panahnya, kepadatan populasi dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut. (natalitas + imigrasi) – (mortalitas + emigrasi) Kepadatan populasi = Luas wilayah Keterangan : Natalitas = kelahiran Mortalitas = kematian Imigrasi = perpindahan dari luar ke dalam Emigrasi = perpindahan dari dalam ke luar

2 .interaksi antarpopulasi membentuk komunitas Populasi lebah melakukan interaksi dengan populasi bunga mawar atau dengan populasi serangga yang lain. Populasi kambing berinteraksi dengan populasi rumput grinting. Dengan demikian, terjadi interaksi antara populasi spesies yang satu dengan yang lain. Interaksi antarpopulasi dapat berbentuk hubungan:

a. Simbiosis mutualisme (hubungan saling menguntungkan ) misalnya antara bunga dan kupu-kupu, antara bakteri Rhizobium dan tanaman Leguminoceae.
b. Simbiosis parasitisme (hubungan yang merugikan organisme lain), misalnya antara cacing pita dan babi, antara kutu dan manusia.
c. Simbiosis komensalisme (salah satu diuntungkan, yang lain tidak dirugikan) misalnya ikan badut dan anemone laut, tumbuhan anggrek atau paku pakuan yang merekat pada dahan tumbuhan lain.
d. Predatorisme (yang satu memakan yang lain) misalnya antara tikus dan ular, antara kijang dan harimau.
e. Netralisme (tidak diuntungkan dan tidak dirugikan) misalnya antara kambing dan kucing, antara cicak dan kecoa.
f. Kompetisi (berebut/bersaing untuk mendapatkan makanan, air, udara,cahaya, tempat tinggal, dan pasangan kawin) misalnya sesama tamanan padi di sebidang sawah saling berkompetisi untuk mendapatkan unsure hara, sesame ikan sejenis di kolam saling berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
g. Antibiosis (salah satu organisme mengeluarkan secret kimiawi yang mampu merusak bahkan membunuh makhluk hidup yang lain) misalnya jamur Penicillium sp mengeluarkanantibiotika penisilin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang ada di sekitarnya, pohon pinus mengeluarkan zat alelopati sehingga rumput tidak dapat tumbuh di sekitar pohon pinus. Pernahkah anda berpikir bahwa Anda berinteraksi dengan pohon beluntas di pagar?Ketika bernafas, anda mengeluarkan CO2.pohon beluntas menangkap CO2 itu untuk fotosintesis, dan mengeluarkan oksigen. Anda menghirup oksigen yang di keluarkan oleh pohon beluntas atau tanaman lain tersebut. Interaksi antara populasi yang satu dengan yang lain membentuk komunitas. Dengan kata lain, komunitas terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antarkomponen biotic pada areal tertentu. Di sebuah sungai terdapat populasi ganggang, ikan, serangga air, cacing, zooplankton, udang dan kepiting.Di sungai itu juga terdapat beraneka ragam bakteri dan jamur.Masing-masing populasi itu bekerja sesuai peranannya.Ganggang sebagai produsen berperan memproduksi zat-zat organic.Konsumen memakan organic. Konsumen memakan zat-zat organic yang tersedia, dan predator yang memangsa hewan lain. Pengurai menguraikan sampah dan sisa-sisa bahan organic.Semua populasi itu berinteraksi membentuk komunitas sungai.

3. interaksi antara komunitas dengan komponen Abiotik membentuk Ekosistem Antara komunitas yang satu dengan yang lain juga terjadi interaksi. Misalnya, interaksi antara komunitas fitoplankton dengan komunitas ikan di sebuah kolam.Komunitas fitoplankton terbentuk akibat interaksi antarspesies berbagai ganggang.Ganggang yang mati diuraikan oleh pengurai dan hasil penguraiannya dimanfaatkan oleh ganggang. Jadi jelaslah bahwa antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain terjadi interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagaimana interaksi antara komunitas dengan factor-faktor abiotik?Komunitas tidak dapat lestari tanpa adanya dukungan factor-faktor abiotik, seperti air, mineral, pH, suhu, salinitas, cahaya, udara, dan sebagainya dari lingkungannya, jadi factor biotik bergantung kepada factor abiotik.Sebaliknya, factor abiotik bergantung kepada faktor biotik juga.Antara factor biotic dan abiotik terjadi saling kebergantungan. Interaksi antara komunitas dengan factor abiotik membentuk suatu system yang dikenal sebagai system lingkungan atau ekosistem.Ada ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem laut, ekosistem hutan hujan tropic, dan sebagainya.Setiap ekosistem memiliki karakter tersendiri. Sebagai akibat adanya interaksi tersebut, terjadilah suatu proses memakan dan di makan, pemanfaatan energi, dan daur ulang materi.

4. Interaksi antarekosistem di permukaan bumi membentuk biosfer Di permukaan bymi, mulai dari dasar samudera hingga puncak pegunungan yang tinggi serta beberapa ratus meter lapisan udara di atasnya terdapat berbagai macam ekosistem ini membentuk biosfer atau ekosfer. Bumi kita merupakan satu kesatuan sebagai hasil dari interaksi berbagai factor penyusun yang terdapat di dalamnya. Jika ekosistem di bumi mengalami kerusakan, akibat kerusakan itu akan barangkai karena antar komponen terjadi interaksi sebagaimana diuraikan diatas. Umat manusia sendiri akan terancam kelestariannya. Oleh karena itu, mari kita selamatkan bumi ini agar anak cucu kita tidak merasakan dampaknya di masa mendatang.

5. Interaksi antarkomponen biotic dan komponen abiotik Interaksi antara komponen biotic dan komponen abiotik membentuk ekosistem karena didalamnya terjadi aliran materi dan energi.Interaksi anata komponen ini mulai terjadi pada level individu, seperti interaksi antara pohon rambutan dan lingkungan.Hubungan ini sebenarnya merupakan seatu ekosietem kecil.Pohon rambutan mengambil zat hara dan air dari dalam tanah. Sementara itu, daun pohon rambutan berjatuhan dan membusuk membentuk mineral-mineral yang akan kembali diserap pohon. Dalam siklus ini terlihat betapa eratnya interaksi antara lingkungan biotic dan abiotik. Interaksi antarkomponen biotic dan koponen abiotik terjadi mulai dari level individu sampai level ekosistem yang saling berkaitan membentuk biosfer. Interaksi ini merupakan system yang rumit. Di dalam interaksi tersebut akan terjadi berbagai macam siklus, seperti siklus nutrisi ( rantai makanan dan jarring-jaring makanan ), aliran energi, dan daur biogeokimia yang akan dibahas pada bab berikutnya.

6. Ekosistem berkembang hingga terbentuk klimaks Ekosistem tidak diam dan statis, tetapi selalu berubah (dinamis). Interaksi di dalam dan antar populasi menimbulkan adanya ompetisi (persaingan) atau kerja sama, bergantung pada kondisi masing-masing. Ekosistem tumbuh dari komunitas yang sederhana menuju ke komunitas kompleks.Selama pertumbuhan itu terdapat pergantian jenis-jenis organisme yang dominant atau menguasai.Pergantian dominasi itu dikenal sebagai siksesi.Suksesi terus berlangsung hingga tercapai suatu klimaks atau bioma.Suatu klimaks adalah kondisi yang seimbang tidak terjadi pergantian dominasi lagi.

C. Tipe-tipe ekosistem Secara garis besar, ekosistem dapat di bedakn menjadi 3 tipe, yaitu ekosistem darat, ekosistem air, dan ekosistem buatan.Ekosistem darat adalah ekosistem yang factor lingkungan eksternalnya didominasi air.Ekosistem buatan atau ekosistem binaan adalah ekosistem yang dibuat manusia.Misalnya, persawahan, perkebunan, pemukiman, industri, perkotaan, agroekosistem, dan agrowisata.

1. Ekosistem darat Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi ekosistem darat alami dan ekosistem darat suksesi.Ekosistem darat alami adalah ekosistem darat yang tumbuh dan berkembang secara alami.Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang terbentuk setelah ekosistem alami rusak, baik karena bencana alam maupun karena manusia.

a. Ekosistem darat alami Berdasarkan fotografinya, ekosistem darat alami di Indonesia dapat dibedakan menjadi ekosistem vegetasi pamah, ekosistem vegetasi pegunungan, dan ekosistem monsum.

1) Ekosistem vegetasi pamah Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.Ekosistem ini dikelompokkan menjadi beberapa ekosistem sebagai berikut.
a) Ekosistem hutan bakau Vegetasi ini berkembang baik pada daerah rawa berair payau dengan jumlah jenis tumbuhannya sekitar 95 jenis. Fauna yang biasa ditemukan di hutan bakau antara lain Mollusca, kepiting, dan ular air. Hutan bakau berfungsi untuk menjaga terjadinya abrasi atau pengikisan daratan oleh air laut, hutan bakau juga memiliki fungsi ekologis yang sangat penting.Biasanya tumbuhan bakau menjadi sarang berbagai unggas atau tempat bertengger burung-burung yang sedang mengadakan migrasi.Kotoran burung yang jatuh ke dasar hutan bakau menyuburkan air laut. Fitoplankton dan zooplankton hidup subur di daerah hutan bakau, oleh karenanya, perairan di sekitar hutan bakau memiliki banyak organisme air, termasuk ikan, keadaan yag dimikian sangat menguntungkan bagi nelayan.

b) Ekosistem hutan rawa air tawar Ekosistem ini berada di belakang hutan bakau jika ditarik garis dari laut menuju pegunungan.Cakupan kawasannya sangat luas.Oleh karena berada didaerah delta, secara teratur daerahnya digenangi air laut akibat peristiwa pasang surut.

c) Ekosistem tepi sungai Ekosistem ini berada di sepanjang sungai besar dan termasuk vegetasi musiman.Kondisi fisik tanahnya sangat baik, subur, gembur, dengan kandungan humusnya cukup tebal. Hutan ini mempunyai keanekaragaman jenis yang relative tinggi dengan cirri akar yang kuatdan penyebaran bijinya dengan bantuan air (hidrori) dan ikan (zookori). Contoh spesies yang ada adalah meranti (Shorea) dan ulin.

d) Ekosistem hutan sagu Ekosistem ini biasanya ditemukan didaerah Irian Jaya dan Maluku.Vegetasi pada ekosistem ini dapat berupa sagu murni ataupun sagu campuran.Vegetasi berkembang baik didaerah aliran air sungai tawar yang teratur. Tanaman sagu akan tumbuh kerdil jika berada didaerah payau atau cadangan air jauh tersimpan di bawah lapisan kerak bumi ( daerah kekurangan air ).

e) Ekosistem hutan rawa gambut Lingkungan ekosistem ini cukup besar.Kondisi kimia tanahnya asam (pH kurang dari 4) dan miskin zat hara.Akibatnya, keanekaragaman ekosistem tanah ini sangat terbatas.Ketebalan tanah gambutnya sekitar 0,5m – 20m.vegetasi yang ada di ekosistem ini umumnya tinggi, kurus, dan tidak lebat. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Timur.

2) Ekosistem vegetasi pegunungan Ekosistem ini membentang dari ketinggian 1.000m-4.500m dari permukaan laut.Ekosistem ini dikelompokkan menjadi beberapa ekosistem sebagai berikut.
a) Vegetasi hutan pegunungan Vegetasi hutan pegunungan terdapat pada ketinggian 1.000m – 3.300m di atas permukaan laut.Cirinya, semakin tinggi elevasinya, semakin kecil dan pendek vegetasinya, dan semakin rendah keanekaragamannya.

b) Padang rumput pegunungan Padang rumput pegunungan terdapat pada ketinggian 3.300m-3.800m di atas permukaan laut.Komunitasnya terdiri atas rumput yang dapat mencapai 1 m tingginya. Contohnya adalah padang rumput yang terdapat di pegunungan Irian jaya.

c) Vegetasi tebing berbatu Vegetasinya berupa rumput, tumbuhan paku, dan semak tertentu.Ekosistem ini terdapat di lereng-lereng bukit batu kapur yang memiliki curah hujan sedikit tetapi lembab.

d) Vegetasi padang rumput rawa Vegetasi padang rumput rawa berada pada ketinggian 3.600m-4,100m di atas permukaan laut. Vegetasinya berupa perdu rawa atau rumput yang menutupi permukaan tanah.

e) Vegetasi danau dan pegunungan Vegetasi danau banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi.Di Indonesia banyak terdapat danau eutrofik, yaitu danau yang kaya unsur hara dan ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan air. Jika tumbuhan air menutupi danau, maka kegiatan pernapasan di malam hari akan menghabiskan oksigen. Akibatnya banyak spesies ikan dan hewan air yang mati.Yang tertinggal adalah ikan dan hewan air yang tahan terhadap kekurangan oksigen.Contohnya adalah danau Singkarak, dan danau Maninjau.

f) Vegetasi alpin Vegetasi ini dijumpai di daerah yang memiliki ketinggian diatas 4.000m.vegetasinya berupa rumput, lumut, dan lumut kerak. Padang lumut dikenal swbagai tundra.Pada elevasi 4.100-4.200m vegetasinya berupa lumut dan lumut kerak. Pada elevasi 4.000-4.500m vegetasinya berupa padang rumput yang lebat dan padat, comtohnya padang rumput di Papua.

3) Ekosistem vegetasi monsum Vegetasi gunung atau monsum terdapat di daerah hutan musim.Daerah hutan musim adalah daerah yang musimnya hanya terdapat musim hujan dan kemarau.Antara kedua musim ini dapat dibedakan dengan jelas.Pada musim hujan pertumbuhan daun vegetasinya sangat pesat, sedangkan pada musim kemarau daun-daun banyak yang berguguran.Ekosistem vegetasi ini dapat dibedakan menjadi hutan monsum dan savana. Hutan monsum terdapat di Jawa Timur bagian timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya. Cirri hutan monsum adalah pohon-pohonnya rendah, banyak cabang dan batangnya tidak lurus.Contohhutan savana terdapat di Nusa Tenggara Jawa Timur, dan Irian Jaya.

b. Ekosistem suksesi Peristiwa suksesi dapat menyebabkan terjadinya ekosistem suksesi. Faktor yang memengaruhi peristiwa tersebut dapat berupa faktor alam atau manusia.Ekosistem suksesi dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan suksesi sekunder.Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem yang tumbuh pada permukaan yang terbuka.Jadi mula-mula vegetasinya kosong, hanya ada batuan, kemudian terjadi suksesi dan tumbuh ekosistem baru. Contohnya pada suksesi yang terjadi di krakatau. Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem yang tumbuh akibat ekosistem alami rusak.Jadi ekosistem sekunder tidak di mulai dari kondisi yang kosong. Misalnya, jika hutan terbakar, akan muncul hutan belantara lagi setelah mengalami suksesi sekunder.
2) Ekosistem air Ekosistem air adalah ekosistem yang lingkungan eksternalnya didominasi oleh air sebagai habitat dari berbagai organisme air.ekosistem air dapat di bedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a) Ekosistem air tawar Untuk dapat membedakan dengan ekosistem lainnya, perlu dikenali cirri-ciri ekosistem air tawar, yaitu sebagai berikut .
1. Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan dengan sitoplasma.
2. Variasi suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar .
3. Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas/kurang.
4. Ekosistem air tawar tetep dipengaruhi oleh iklim dan cuaca meskipun pengaruh tersebut relatif kecil jika di bandingkan dengan ekosistem darat. Berdasarkan gerakan airnya ekosistem air tawar dapat dibedakan Menjadi ekosistem lentik dan lotik.Ekosistem lentik adalah ekosistem yang airnya tenang atau diam, misalnya danau, telaga, dan rawa. Ekosistem lotik adalah ekosistem airnya bergerak mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai .ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir, terjadi perubahan tinggi air, merupakan ekosistem terbuka dan kadar oksigen terlarut relatif tinggi.

b) Ekosistem air laut Ekosistem laut memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh ekosistem lainnya cirri ekosistem laut di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. suhu antara 26-30 derajat celcius
2. terdapat tingkatan suhu, lapisan atas suhunya lebih tinggi daripada lapisan bawah.
3. Kadar garam di lapisan permukaan laut lebih rendah (27-33%) daripada di bagian yang lebih dalam.
4. Keanekaragaman tinggi, tetapi besarnya populasi masing-masing spesies rendah.
Di dalam ekosistem laut terdapat startifikasi kedalaman akibat intensitas cahaya, suhu, kandungan mineral yang pada akhirnya menentukan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Seolah-olah terdapat dua lapisan yang terpisah, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah.Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang dapat mencapainya, ekosistem laut dapat di bedakan menjadi ekosistem lau dalam, dan ekosistem laut dangkal.
1) Ekosistem laut dalam Cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30m. lebih dalam dari itu, cahaya matahari tidak dapat menembusnya. Daerah ini disebut daerah afotik.Hal ini berarti bahwa di laut dalam tidak terjadi fotosintesis.Kadar oksigennya juga rendah.Didaerah yang demikian tidak terdapat produsen yang fotoautotrof.Unsur yang ada hanyalah organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organic dari lapisan di atasnya.Jadi, dilaut dalam terdapat detivor dan scavenger.Semua makanan yang masuk ke laut dalam akhirnya di urai dan diendapkan di dasar laut sehingga di laut dalam terdapat zat-zat anorganik yang lebih kaya dibandingkan dengan di laut yang dangkal. Berikut disajikan perbandingan komponen penyusun ekosistem laut dalam dan laut dangkal dalam bentuk tabel. Table 1.1 Perbedaan ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangka
No. Komponen ekosistem Lapisan atas (laut dangkal)    Lapisan bawah (laut dalam)
1             Suhu air laut                                 Tinggi                          Rendah
2             Kadar garam                                Rendah                        Tinggi    
3             Cahaya matahari                           Tinggi                          Rendah
4             Kadar oksigen                              Tinggi                          Rendah
5             Kadar unsur hara                          Rendah                       Tinggi
6             Produsen                                      Ada                            Tidak ada
7             Keanekaragaman hayati                Tinggi                          Rendah

2) Ekosistem laut dangkal Laut dangkal merupakan daerah fotik, yang berarti daerah yang dapat di capai oleh cahaya .didaerah ini berlangsung proses fotosintesis. Produsen yang berperan adalah fitoplankton dan ganggang laut makroskopis.Contoh ekosistem laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosostem pantai Lumpur.
a) Ekosistem terumbu karang Di ekosistem ini banyak ditemukan cangkang Coelenterata yang telah mati yang menyusun batu karang.Cangkang yang mati beserta hewan-hewan air seluruhnya disebut sebagai terumbu karang.Syarat hidup binatang karang adalah air lautnya jernih, arus dan gelombang kecil, serta lautnya dangkal, didalamnya hidup berbagai macam biota laut, seperti Coelenterata, cacing, Mollusca (siput karang), Echinodermata, Arthopeda dan berbagai ikan warna-warni.Binatang-binatang tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Indonesia memiliki beberapa ekosistem terumbu karang yang indah dan dijadikan objek wisata.Misalnya, di Pasir Putih Jawa Timur, Bali, Bunaken, dan Maluku. Pengambilan karang dan binatang-binatang dari ekosistem ini dapat merusak ekosistem dan pada akhirnya akan menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati didalamnya. Demikian pula penangkapan ikan menggunakan aliran listrik atau racun (tuba, potas) dapat merusak ekosistem terumbu karang yang rusak memerlukan waktu yang lama untuk pemulihannya.Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestariannya.

b) Ekosistem pantai batu Pada ekosistem ini lingkungan eksternalnya didominasi oleh batu, kerikil, atau kapur.Misalnya, ekosistem pantai batu yang terdapat di pantai selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pantai Barat Sumatera.Vegetasinya didominasi oleh ganggang, seperti Sargassum, Eucheuma, keanekaragamannya relatif rendah.

c) Ekosistem pantai Lumpur Ekosistem pantai Lumpur banyak di pantai utara Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya.Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.Ekosistem ini merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.Di dalamnya hidup, antara lain kepiting, udang, dan ikan glodok.

3) Ekosistem buatan Ekosistem buatan atau ekosistem binaan merupakan lingkungan yang “diciptakan” manusia untuk berbagai keperluan.Manusia harus terus mengelola dan mengembangkan lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Contoh lingkungan binaan itu adalah lingkungan pemukiman, pertanian, perkotaan, tambak, bendungan , hutan tanama (jati, pinus, mahoni), danau, agroekosistem (sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan), agrowisata, dan industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar