mp3 bocahndeso

com/play/328272/Bocah_Ndeso-Bossanova_Jawa[/URL]

mp3 janji sliramu

jam

Jumat, 19 Oktober 2012

BAHAN BELAJAR UH 2 KELAS X

Metode Penelitian, Jenis Penelitian, dan Data Penelitian
Metode Penelitian, Jenis-jenis penelitian, dan data penelitian – Apa itu metode penelitian? Apa saja jenis-jenis metode penelitian? dan data data metode penelitian.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
 Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat mengamatinya.
Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis
Kriteria data empiris :
 valid (tepat) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, Reliabelitas, objektifitas
Tiga tujuan penelitian :
penemuan, berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui
pembuktian, berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan, berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.
Fungsi (kegunaan hasil) penelitian :
Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi fakta
Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.
Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi
Syarat-syarat latar belakang masalah :
Argumentasikan urgensi penelitian, sehingga orang percaya bahwa hal itu perlu diteliti
Bagaimana meyakinkan pada pembaca bahwa topic itu penting
Kemukakan fakta-fakta awal yang kongkrit
Kemukakan kesenjangan yang ada antara dassain (keadaan yang ada) dengan dassolen (keadaan yang diinginkan)
Perlu segera ditangani atau perlu diteliti
Kemukakan ide-ide awal
Syarat-syarat rumusan masalah :
Berisi pertanyaan yang akan dijawab melalui pengumpulan data, pengolahan dan analisis data
Rumusan masalah sebaiknya terdiri dari 2 atau 3
Harus mempunyai rujukan (tinjauan pustaka)
Tinjauan pustaka (bagaimana seorang peneliti menempatkan teori sebagai satu bangunan ilmiah atau mereview pendapat-pendapat orang lain) terbagi atas dua:
Landasan teoritis : setiap teori mempunyai asumsi yang berkaitan dengan kondisi nyata dimasyarakat.
Landasan empiris : merekonstruksi hasil penelitian orang lain yang kemudian digunakan sebagai landasan dengan melengkapi banguna ilmiah yang telah ada sebelumnya.
Kerangka pikir merupaka ide (gagasan) yang bersumber dari peneliti itu sendiri dan melihat hubungan-hubungan setelah membaca referensi, kemudian memilih pendekatan-pendekatan apa yang digunakan

Jenis-jenis penelitian
Penelitian menurut tujuan:
Penelitian murni merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu administrsi atau manajemen.
Penelitian terapan mereupakan penelitian yang diarahkan untuk mendapakan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Penelitian menurut metode:
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap[I data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpin nasional dan daerah, kualitas SDM masyarakat Indonesia.
Penelitian Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliyi peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkapakan sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah.
Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Tredapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quai experimental. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas.
Penelitian naturalistic sering juga disebut metode kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi.
Policy research (penelitian kebijaksanaan) adalah suatu proses penelitian yang dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan tertentu, penelitian untuk pengembangan struktur organisasi.
Action research aadalah penelitian yang bertujuan untu mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik.
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang berfungsi untuk menjelaska fenomena suatu kejadian, kegiatan dan product. Contoh: penelitian proses pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan, penelitian keluarga berencana.
Penelitian sejarah adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.
Contih: penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian untuk mengetahui perkembangan peradaban kelompok masyarakat tertentu.

Penelitian menurut tingkat explanasinya
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain. Contoh: penelitian yang berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia, bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di departemen x.
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.  Contoh: adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih.
 Contoh: adakah hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, adakah pengaruh insentif terhadap prestasi kerja pegawai.

Penelitian menurut jenis data dan analisis
Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar)
 Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan
 Penelitian kualitatif dan kuantitatif

Macam-macam data penelitian
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori.
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran.
Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
Rasio adalah data yang jaraknya sama.
Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Macam-macam istilah dalam penelitian

Variable independent adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat (dependen).

Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.

Variable moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variable dependen dan variable independent.

Variable intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hub. Antara variable dependen dan variable independent menjadi hub. Yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Variable control adalak variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan digunakan.

Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif :
 Paradigma sederhana adalah paradigma penelitian yang terdiri dari satu variabel independent dan satu variable dependen

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample untuk menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian

Teknik sampling terdiri dari :
Probability sampling adalah teknik pengambilan sample dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample, yang terdiri dari :
Simple random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut.
Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata secara proporsi dalam populasi tersebut.
Disproporsi stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak apabila dalam populasi berstrata tersebut kurang proporsional.
Cluster sampling adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak apabila dalam populasi tersebut terdiri dari populasi yang sangat luas.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur dari populasi untuk dipilih menjadi sample, yang terdiri dari :
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota popuasi yang telah diberi nimor urut.
 Sampling kuota adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sampling incidental adalah tekhnik penentuan sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data
Sampling purporsive adalah tekhnik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu
Sample jenuh adalah tekhnik penentuan sample apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.
Snowball sampling adalah tekhnik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar





Apa itu latar belakang masalah dalam penelitian? Simak penjelasannya. Penulisan karya ilmiah hasil kajian atau penelitian berbeda dengan penulisan karya ilmiah popular yang dimuat di surat kabar. Perbedaan tersebut bukan pada objek kajiannya, melainkan lebih pada sistematika penulisannya.

Karya ilmiah untuk jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, tesis, atau desertasi ditulis lebih formal dengan sistematika yang kaku dan baku. Jumlah halaman dalam karya ilmiah pun ada batasannya sesuai dengan kedalaman dan keluasan analisisnya. Karya ilmiah berupa laporan akhir biasanya 20 halaman, skripsi 40 halaman, paper kurang dari 20 halaman, dan tesisi serta disertasi minimal 40 halaman.

Karya ilmiah hasil penelitian hendaknya mengemukakan dengan jelas masalah yang diteliti beserta latar belakang masalahnya, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah yang diteliti, manfaat penelitian, telaah literatur, penetuan sumber data dan metode pengumpulan data, serta pengolahan data dan penyajiannya.

Salah satu bagian penting dalam karya ilmiah adalah latar belakang masalah. Dalam latar belakang, penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Latar belakang tersebut dapat diperoleh dari pengalaman, kajian literatur, dan kajian teoritis yang dibacanya.

Latar belakang masalah dalam karya ilmiah dapat pula diartikan sebagai uraian berkaitan dengan hal-hal yang menjadi sebab perlunya suatu persoalan atau masalah layak dijadikan objek penelitian. Misalnya, peneliti menganggap penting membahas penggunaan bahasa gaul yang berdasarkan pengamatan awal menunjukkan gejala kekacauan berpikir terutama di kalangan remaja.

Permasalahan tersebut dapat dijadikan alasan atau argumentasi dalam latar belakang sebuah karya ilmiah. Alasan dalam latar belakang tersebut akan lebih kuat jika didukung oleh referensi atau teori keilmuan yang sudah ada. Beberapa hal yang dapat dijadikan alasan latar belakang masalah dalam karya ilmiah di antaranya sebagai berikut.
Latar belakang masalah yang akan dibahas memiliki arti penting atau peranan bagi masyarakat atau ilmu pengetahuan.
Latar belakang masalah yang dibahas memerlukan pembinaan atau peningkatan.
Perlunya masukan sebagai bahan pembinaan atau peningkatan di bidang topik pembicaraan.
Perlunya penelitian dilakukan baik untuk kemanfaatan praktisnya (keterampilan, pengetahuan) maupun kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori).
Kerelevanan objek penelitian sebagai sumber data untuk dua segi kemanfaatan penelitian.

Latar belakang masalah dalam karya ilmiah termasuk bagian pendahuluan. Setelah latar belakang masalah, poin dalam pendahuluan diikuti oleh pernyataan-pernyataan yang lebih mengarahkan peneliti pada fokus penelitian. Berikut penjelasan mengenai sistematika bagian pendahuluan karya ilmiah.
Latar Belakang Masalah - Bagian pendahuluan

Pada bagian pendahuluan atau awal pembahasan dikemukakan hal-hal yang berkenaan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sumber data. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan berikut!
a. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Misalnya, karena masalah yang dibahas mempunyai arti penting bagi masyarakat.
b. Latar Belakang Masalah - Perumusan Masalah

Perumusan masalah harus sungguh-sungguh jelas. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkah-langkah penelitian dan penelaahan sehingga dapat terjawab dengan tepat.
c. Latar Belakang Masalah - Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian atau penulisan dikemukakan usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah dicapai secara garis besar. Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan atau penilaian penulis tentang topik yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis penelitian dan penilaian penulis sesudah penelitian. Adapun tujuan khususnya perlu dikemukakan pertimbangan-pertimbangan yang mendukung penilaian.
d. Latar Belakang Masalah - Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat diuraikan secara umum dan khusus. Misalnya, untuk kepentingan praktis, untuk kepentingan bidang keilmuan atau bidang profesi penulis, dan untuk kepen¬tingan kelompok atau instansi.
e. Latar Belakang Masalah - Penentuan Sumber Data

Penentuan sumber data meliputi populasi dan sampel. Populasi di bidang metodologi penelitian berarti sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel penelitian. Adapun sampel berarti contoh, yakni bagian kecil data penelitian yang dianggap dapat mewakili keseluruhan data yang dianalisis untuk memperoleh informasi tentang seluruh data penelitian.
Contoh Latar Belakang Masalah dalam Karya Ilmiah

Judul Karya Ilmiah:

"Pembelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012.)

Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan teknologi ditandai dengan semakin membanjirnya informasi ke seluruh pelosok dunia. Apa yang terjadi detik ini di belahan bumi Asia, kini sudah diketahui oleh masyarakat dunia lainnya. Begitu gencarnya arus informasi yang kita terima khususnya melalui media-media elektronik, seperti televisi dan internet.

Apabila hal tersebut tidak diantisipasi, sedikit demi sedikit akan terdapat pergeseran dari budaya baca ke arah budaya mendengar. Padahal, dalam kegiatan membaca, selain kita mendapatkan informasi, juga terdapat aspek positif lain, yaitu proses pelatihan daya nalar (Riva’ dan Wiati, 2005).

Hal itulah yang membedakan budaya baca dengan budaya mendengar. Oleh karena itu, untuk mengimbangi maraknya media informasi elektronik, kita harus meningkatkan kemampuan membaca kita dari membaca konvensional ke arah membaca yang efektif dan efisien. Selain itu, pesatnya kemajuan mesin cetak saat ini telah memungkinkan penyebaran informasi secara cepat pula.

Dengan adanya mesin cetak, hasil-hasil penelitian serta kemajuan sains dan teknologi dapat didokumentasikan dalam bentuk buku. Penyebaran informasi pun semakin luas karena buku dapat dicetak ribuan bahkan jutaan eksemplar. Orang zaman dahulu percaya bahwa unsur keberuntungan (luck) memegang peranan penting dalam kehidupan.

Sekarang orang mengatakan: Luck is the result of good planning. Good planning is the result of good information system well applied. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keputusan yang tepat, dewasa ini banyak perusahaan menugasi stafnya untuk meneliti informasi yang berupa berita dan tulisan.

Dengan demikian, kini banyak orang sependapat bahwa dengan makin berkembangnya karier seseorang, tuntutan untuk membaca semakin besar, sementara waktu yang tersedia semakin terbatas. Semua harus berpacu dengan informasi dan gagasan yang setiap hari membanjiri meja kerjanya. Informasi yang membanjir akan memperbudak kita apabila kita tidak terampil menggunakannya (Soedarso, 2001).

Kemampuan membaca cepat sangat penting untuk dikuasai agar mampu mengimbangi percepatan informsi yang sangat pesat. Oleh karena itu, kemampuan membaca cepat yang efektif harus menjadi syarat utama dalam penguasaan informasi, terutama informasi tertulis. Akan tetapi, pada kenyataannnya tidak demikian. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa masalah membaca tergolong masalah sepele.

Tarigan (1994: 10) mengemukakan “membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Kemampuan membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

”Membaca merupakan kegiatan yang multifaktor. Kegiatan membaca membutuhkan konsentrasi, dengan kata lain kegiatan tersebut melibatkan semua faktor dalam diri manusia, misalnya pikiran, mata, konsentrasi, dan keadaan jasmani kita, sehingga kita dapat memahami apa yang kita baca dengan baik.

Membaca adalah kunci menuju gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu. Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern, dunia buku (Tarigan, 1994: 135).

Kemampuan membaca dengan baik merupakan prestasi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan dunia baca (Bond, Pinker & Wasson dalam Tarigan, 1994). Kian banyak kita membaca kian banyak informasi yang kita peroleh, kian banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki.

Adapun Jordan E. Ayan (dalam Hernowo [ed.], 2004: 35) mengatakan bahwa salah satu tujuan terpenting membaca adalah mengobarkan gagasan dan upaya kreatif. Peristiwa membaca yang terbaik pada hakikatnya adalah siklus hidup mengalirnya ide pengarang ke dalam diri kita. Pada gilirannya, ide kita mengalir balik ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk karya yang kita hasilkan, pekerjaan yang kita lakukan, dan orang-orang yang terkait dengan kita.

Sejalan dengan paparan tersebut, Nurhadi mengemukakan bahwa “dalam kenyataannya, minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang memiliki minat baca yang tinggi sudah pasti tergolong bangsa yang maju. Minat tersebut akan ditunjukkan dengan kebiasaan membaca mereka yang tanpa mengenal waktu dan tempat.

Mereka seolah kehausan dan takut ketinggalan informasi. Jelaslah, betapa pentingnya peranan membaca itu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi wacana, bukan membaca huruf-huruf, kata-kata, atau kalimat-kalimat saja.

Dengan kata lain, kemampuan membaca itu menuntut kita agar mampu membaca dengan kecepatan tinggi dan mampu memahami bacaan secara maksimal. Pengajaran bahasa yang berorientasi pada keterampilan berbahasa pun menuntut cara belajar yang spesifik. Keterampilan menuntut ketepatan, latihan, dan praktik.

Keterampilan berbahasa bersifat mekanistik. Semakin sering berlatih semakin terbiasa, dan semakin fasih dan terampil melaksanakan atau mengguna-kannya. Di sini berlaku semboyan “ajarkan bahasanya bukan tentang bahasanya” (Tarigan, 1994: 136). Berbagai penelitian tentang membaca sudah banyak dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan membaca, khususnya kecepatan efektif membaca para pelajar kita, sampai saat ini belum memuaskan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, perlu kiranya dibuat model pembelajaran membaca yang mampu membiasakan siswa membaca. Salah satu model membaca yang dapat digunakan adalah membaca cepat dengan teknik browsing. Teknik browsing ini diharapkan dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca dan lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini penulis tuangkan dengan judul “Pembelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012.”

Berdasarkan contoh tersebut, unsur yang perlu disampaikan dalam latar belakang masalah sedikitnya mengungkapkan hal-hal berikut.
Penjelasan mengapa permasalahan tersebut penting dan menarik untuk ditelaah secara ilmiah.
Menunjukkan beberapa bukti atau pendapat ahli yang menyatakan bahwa masalah yang akan dibahas perlu solusi karena belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
Permasalahan yang diteliti memberikan manfaat langsung pada bidang kajian yang menjadi lingkup penelitian.


A. Pengertian hipotesis
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel .
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-datadata yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :
1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
2. Penelitian tentang perbedaan
3. Penelitian hubungan.

B. Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain :
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan


C. Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a) Jika... Maka...
b) Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...
c) Ada pengaruh... Terhadap...
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya:
a) Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b) Tidak ada pengaruh... terhadap...
Saran untuk memperoleh hipotesis:
1. Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati
2. Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.

D. Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.


3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

E. Menggali dan merumuskan hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3) Imajinasi dan angan-angan
4) Materi bacaan dan literatur
5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6) Data yang tersedia
7) kesamaan.
Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan.
3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4) Hendaknya dapat diuji
5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

F. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis
Sesuadah hipotesis dirumuskan , hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika.
Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus :
1) Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
2) Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3) Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar